Lidah merupakan indra pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian dan memiliki berbagai macam fungsi. Selain berfungsi sebagai pengecap, lidah juga memiliki beberapa fungsi utama, seperti membantu Kamu berkomunikasi serta mengunyah dan menelan makanan.
Untuk menjalankan fungsinya, lidah dibantu oleh sejumlah otot dan saraf yang langsung terhubung ke otak. Keberadaan otot-otot inilah yang membuat lidah bisa bergerak bebas ke segala arah di dalam rongga mulut.
A. Bagian
Lidah
Lidah terdiri
dari sekumpulan otot tanpa tulang yang dilapisi oleh jaringan berwarna merah
mudah bernama mukosa. Satu-satunya tulang yang berhubungan langsung dengan
lidah adalah tulang hyoid. Tulang ini terletak di antara leher dan dagu bagian
dalam.
Lidah juga memiliki bagian lain yang
disebut dengan frenulum. Bagian ini menghubungkan lidah dengan dasar rongga
mulut sekaligus berfungsi sebagai penyangga lidah. Secara garis besar,
permukaan lidah bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.
Ujung dan Tepi Lidah
Sesuai namanya, bagian ini meliputi lidah
bagian depan (ujung) serta kanan dan kiri (tepi). Ujung dan tepi lidah bisa
bergerak dengan bebas ke depan, belakang, kanan, dan kiri.
2.
Punggung Lidah
Pada permukaan lidah terdapat
banyak papillae,
yaitu bintik-bintik kecil yang memberikan tekstur lidah. Kadang pada lidah bisa
tampak terdapat kerak, kondisi ini normal dan lebih sering terjadi pada orang
tua.
Permukaan papillae terdiri dari ribuan
kuncup perasa (taste
buds), yaitu sel saraf yang terhubung otak. Kuncup perasa membuat Kamu
bisa merasakan rasa, suhu, maupun tekstur benda yang masuk ke dalam mulut Kamu,
termasuk makanan.
3.
Pangkal Lidah
Pangkal lidah menempel pada dasar rongga
mulut dan terletak di belakang sehingga tidak bisa dilihat dari luar mulut.
Pangkal lidah bisa bergerak, tetapi pergerakannya tidak bisa sebebas bagian
ujung dan tepi lidah.
Bagian-bagian lidah yang
disebutkan di atas punya peran yang sangat penting dalam membantu lidah
menjalankan fungsinya. Jika terjadi masalah pada salah satu bagian tersebut,
lidah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
B.
Fungsi
Lidah
Seperti yang sudah disebutkan di atas, lidah
memiliki fungsi utama sebagai indra pengecap, alat bantu berkomunikasi,
mengunyah, dan menelan makanan. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
1.
Alat Pengecap
Semua papillae pada lidah memiliki
alat perasa untuk merasakan makanan, minuman, atau apa pun yang masuk ke dalam
mulut. Secara umum, lidah bisa mengecap empat rasa utama, yaitu manis, asam,
pahit dan asin. Rasa kelima adalah umami atau gurih yang umum dapat dirasakan
pada monosodium
glutamate atau MSG.
2.
Membantu Berkomunikasi
Lidah bekerja sama dengan bibir dan gigi
untuk membuat suara yang keluar dari dalam tenggorokan menjadi jelas dan mudah
untuk dipahami oleh lawan bicara. Tanpa lidah, perkataan seseorang akan sulit
dipahami.
3.
Membantu Mengunyah Makanan
Karena bisa bergerak bebas di dalam
mulut, lidah berfungsi membantu mengolah makanan dan minuman dari padat menjadi
lembek, sehingga mudah untuk ditelan.
4.
Membantu Menelan
Setelah makanan dikunyah dan menjadi
halus, lidahlah yang akan mendorong makanan ke dalam tenggorokan, lalu masuk ke
dalam lambung dan diolah oleh organ pencernaan.
5.
Membantu Mengisap
Fungsi lidah sebagai
alat bantu mengisap cairan paling jelas terlihat pada bayi. Bayi menggunakan
lidahnya saat mengisap ASI dari
payudara.
6.
Membantu Menyentuh
Ujung lidah merupakan salah satu bagian
tubuh yang paling peka terhadap sentuhan. Oleh karena itu Kamu dapat dengan
mudah menyadari jika ada duri ikan, serpihan tulang, atau benda asing kecil
yang tidak sengaja masuk di makanan. Lidah juga bisa membantu mencari sisa-sisa
makanan yang tertinggal di dalam mulut.
7.
Melindungi Mulut Dari Kuman
Di dasar lidah, terdapat kumpulan sel-sel
pelindung bernama tonsil lingual. Sel-sel ini berada di belakang rongga mulut.
Bersamaan dengan amandel, tonsil
lingual bertugas melindungi tubuh dari gangguan kuman-kuman yang bisa masuk
melalui mulut.
C.
Penyakit
Lidah
Lidah tak lepas dari pelbagai jenis penyakit, mulai dari yang sifatnya ringan hingga berat. Berikut ini jenis-jenis penyakit lidah yang perlu Kamu ketahui dan juga waspadai.
1.
Sariawan
Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah luka atau peradangan di bibir dan di dalam mulut. Luka ini dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Meski sering dianggap sepele, sariawan dapat terasa mengganggu saat penderitanya sedang makan, minum, atau bicara.
Sariawan dapat dialami oleh semua orang.
Akan tetapi, kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita, remaja, dan
anak-anak.
Penyebab
dan Gejala Sariawan
Sariawan dapat disebabkan oleh salah satu
atau kombinasi dari beberapa kondisi berikut:
a.
Cedera, misalnya karena tergigit atau
salah dalam menyikat gigi
b.
Infeksi jamur, virus, atau bakteri di
mulut atau di bagian tubuh lain
c.
Penyakit autoimun, seperti lupus
d.
Kondisi tertentu, seperti perubahan
hormon, kekurangan nutrisi, stres, kebiasaan merokok, dan faktor keturunan
Sariawan bisa berbentuk oval atau bulat,
berwarna putih atau kuning dengan tepian berwarna merah, dengan ukuran dan
jumlah yang bervariasi.
Pencegahan Sariawan
Umumnya, sariawan tidak perlu diobati dan
akan sembuh dengan sendirinya dalam 1–2 minggu. Pasien bisa melakukan
penanganan secara mandiri di rumah untuk meredakan nyeri, misalnya dengan mengompres
bagian yang terasa sakit dengan es batu.
Agar sariawan tidak muncul kembali, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, yaitu:
a.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut
b.
Menyikat gigi secara teratur dan benar
c.
Memeriksakan gigi dan mulut secara rutin
d.
Mengonsumsi makanan bergizi
seimbang
Obat Alami Sariawan
Saat sedang mengalami gangguan sariawan, Kamu dapat mencoba obat alaminya yang dapat ditemukan dengan mudah, beberapa di antaranya sebagai berikut:
a.
Madu
Obat sariawan alami yang
pertama adalah dengan mengonsumsi madu. Sumber makanan ini dikenal memiliki
sifat anti radang dan anti bakteri. Penelitian juga menunjukkan bahwa madu
cukup efektif untuk meredakan nyeri dan memperkecil ukuran sariawan serta
gejala kemerahannya.
Tidak sampai situ, madu
juga dianggap mampu mencegah risiko infeksi yang bisa terjadi akibat sariawan.
Agar bisa mendapatkan manfaat tersebut secara maksimal, pilihlah jenis madu
murni yang tidak melewati proses pasteurisasi (proses pemanasan untuk mematikan
sebagian mikroba).
Hal ini dikarenakan madu
murni (raw honey) memiliki kandungan antioksidan dan zat-zat lain yang lebih
kaya dibanding madu terpasteurisasi.Untuk mengoptimalkan cara ini, Kamu
disarankan mengoleskan madu ke luka sariawan dengan frekuensi 4 kali sehari.
b.
Larutan Garam
Menggunakan larutan
garam untuk berkumur diyakini efektif untuk mengurangi peradangan, meredakan
nyeri, sekaligus mempercepat proses penyembuhan jaringan yang terkena sariawan.
Tidak hanya sariawan,
bahkan berkumur dengan air garam diketahui dapat meredakan nyeri akibat sakit
gigi. Pengobatan alami ini juga sudah diterapkan sejak zaman dahulu.
Untuk berkumur dengan
air garam, Kamu dapat mencampurkan 1 sendok teh garam ke dalam satu gelas air.
Kemudian masukkan air ke dalam mulut dan gunakan untuk berkumur selama 15-30
detik, lalu segera buang airnya. Kamu dapat mengulangi cara ini beberapa kali
dalam sehari.
c.
Buah-buahan dan Sayuran
Sayur dan buah menjadi
alternatif obat alami sariawan karena mengandung nutrisi yang dapat mengatasi
sariawan. Beberapa nutrisi baik yang terdapat dalam sayur dan buah di antaranya
vitamin C. vitamin B, zat besi, folat, dan zinc.
Selain sayur dan buah, Kamu
juga dapat menggunakan lidah buaya sebagai obat sariawan alami untuk
meringankan sakit dan peradangan.
d.
Minyak Kelapa
Cara menyembuhkan
sariawan selanjutnya adalah dengan menggunakan minyak kelapa. Minyak kelapa
menjadi salah satu obat sariawan alami karena mengandung asam laurat yang
tinggi sehingga bersifat antimikroba.
Karena itulah, minyak
kelapa dianggap ampuh sebagai salah satu cara mengobati sariawan sekaligus
mencegah bakteri penyebab sariawan menyebar ke bagian mulut lain. Lebih dari
itu, obat alami untuk sariawan yang satu ini juga dilengkapi dengan senyawa
antiradang untuk meredakan kemerahan dan nyeri akibat iritasi.
Untuk menggunakannya
sebagai obat sariawan di bibir, Kamu dapat mengoleskan sedikit minyak kelapa ke
luka sariawan. Lakukan 3-4 kali dalam sehari hingga sariawan membaik.
e.
Air Putih
Satu hal yang tak kalah
ampuh dalam cara mengobati sariawan secara alami adalah dengan
mengonsumsi cukup air putih.Pasalnya, sariawan dapat menyebabkan mulut kering
sehingga meningkatkan risiko dehidrasi apabila tubuh tidak mendapatkan cukup
cairan.
Oleh karenanya, minum
air putih dengan cukup dapat menjadi salah satu obat sariawan alami yang
penting untuk dikonsumsi.
2. Lichen Planus
Penyebab Lichen Planus
Sama seperti lichen planus lainnya, penyebab oral lichen planus (OLP) yang terjadi di
mulut ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penyakit tidak menular ini
diduga terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel bagian tubuh
yang normal.
Menurut keterangan di laman American
Academy of Oral Medicine (AAOM), meskipun gangguan ini bisa
dialami semua kelompok umur, perempuan di atas usia 50 tahun lebih rentan
terkena.
Berdasarkan penelitian berjudul
“Worldwide prevalence of oral lichen planus: A systematic review and
meta-analysis” dalam jurnal Oral Diseases 2020, dikatakan bahwa OLP memiliki
prevalensi gabungan global sekitar 1,01 persen.
Sejumlah obat-obatan yang digunakan dalam
pengobatan tekanan darah tinggi, radang sendi, dan diabetes juga berpotensi
menyebabkan lesi seperti lichen planus.
Gejala Lichen Planus
OLP memiliki dua tipe, yaitu
tipe retikular dan tipe erosif. Dilansir Cleveland Clinic, pada kebanyakan orang yang
alami OLP tipe retikular akan mengalami tKamu bercak putih atau benang seperti
jaring yang muncul di bagian dalam pipi. Jenis ini umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit.
Sementara itu, sebagian orang bisa
mengalami OLP tipe erosif, dengan gejala yang umumnya berupa jaringan gusi yang
menjadi merah cerah. Sebagian kasus yang parah mungkin juga mengembangkan bisul
pada gusi jaringan mukosa di dalam mulut atau di lidah.
Mengonsumsi makanan atau minuman yang
pedas, panas, atau asam bisa menyakitkan dan memperburuk gejala. Selain itu, hampir
setengah dari orang dengan OLP juga memiliki lichen planus kulit, yang akan
menimbulkan ruam dan
kerap mengakibatkan gatal.
Mengutip Healthline, lesi OLP akan muncul di
berbagai bagian dalam mulut, termasuk area:
a.
Bagian dalam pipi, ini merupakan lokasi
paling umum untuk lesi terjadi
b.
Gusi
c.
Lidah
d.
Jaringan bagian dalam bibir
e.
Langit-langit mulut
Pencegahan Oral Lichen
Planus
Oral Lichen Planus tidak bisa dicegah
secara khusus, tetapi memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi,
terutama yang pedas, panas, dan asam sangat penting guna mencegah perburukan
gejala Oral Lichen Planus.
Stres emosional juga bisa memperburuk
Oral Lichen Planus, jadi sebisa mungkin hindari hal-hal yang memicu stres.
Mengutip WebMD,
singkirkan segala masalah yang dapat memicu maupun memperburuk Oral Lichen
Planus, yang meliputi:
a.
Periksakan diri ke dokter gigi untuk
memoles gigi yang tajam, mengganti tambalan, atau mahkota yang rusak, bila
ada.
b.
Bicaralah dengan dokter tentang mengganti
obat yang mungkin menjadi penyebab OLP.
c.
Sikat gigi minimal dua kali sehari, dan
gunakan benang gigi setiap hari.
d.
Temui dokter gigi setiap dua kali setahun
untuk pembersihan dan pemeriksaan.
e.
Gunakan pasta gigi dan sikat gigi yang
lembut.
Selanjutnya, upaya pencegahan yang mudah
serta baik dilakukan adalah mengonsumsi banyak buah dan sayur, berhenti
merokok, dan batasi konsumsi alkohol.
Beri tahu dokter gigi terkait perubahan
apa pun yang terjadi di mulut. Oral Lichen Planus memiliki sedikit
kemungkinan untuk mengakibatkan kanker mulut, sehingga lakukan skrining kanker
mulut setiap 6 hingga 12 bulan, terutama ketika kamu memiliki Oral Lichen
Planus yang parah.
3. Oral Thrush
Oral thrush atau kandidiasis oral adalah penyakit yang terjadi akibat adanya penumpukan jamur Candida albicans (C. albicans) di lapisan mulut. Jamur tersebut sebenarnya adalah organisme normal di mulut, tapi terkadang bisa tumbuh terlalu cepat dan menimbulkan gejala.
Kondisi ini menyebabkan lesi berwarna
putih krem yang biasanya muncul di lidah atau pipi bagian dalam. Terkadang
infeksi ini juga bisa menyebar ke langit-langit mulut, gusi atau amandel, atau
bagian belakang tenggorokan.
Meskipun kandidiasis mulut bisa menyerang
siapa saja, infeksi ini lebih mungkin terjadi pada bayi dan orang dewasa yang
lebih tua karena kekebalan mereka rendah, pada orang lain dengan sistem
kekebalan yang tertekan atau kondisi kesehatan tertentu, atau orang yang minum
obat tertentu.
Penyebab Oral Thrush
Biasanya sejumlah kecil C.
albicans hidup di mulut tanpa menyebabkan masalah.
Ketika sistem kekebalan kamu bekerja
dengan baik, bakteri baik dalam tubuh bisa membantu mengendalikan jamur
tersebut.
Namun, jika sistem kekebalan tubuh kamu
terganggu atau keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh terganggu, jamur bisa
tumbuh tak terkendali. Seseorang
berisiko lebih tinggi mengalami oral thrush bila memiliki salah satu
dari kondisi berikut:
a.
Sistem
kekebalan tubuh yang lemah
Kondisi ini lebih mungkin terjadi pada
orang yang kekebalan tubuhnya rendah, seperti bayi dan orang dewasa yang lebih
tua.
Selain itu, beberapa kondisi medis dan
pengobatan juga bisa menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kanker dan
pengobatannya, transplantasi organ dan obat-obatan lain untuk menekan sistem
kekebalan tubuh, dan HIV/AIDS.
b.
Diabetes
Bila kamu mengidap diabetes yang tidak
mendapat pengobatan atau tidak terkontrol dengan baik, air liur kamu mungkin
kaya akan kandungan gula. Hal itu mendorong pertumbuhan kandida.
c.
Infeksi
jamur vagina
Penyakit ini terjadi akibat jamur yang
sama yang menyebabkan oral thrush. Ibu bisa menularkannya ke bayi.
d.
Obat-obatan
Obat-obatan seperti prednison,
kortikosteroid inhalasi, atau antibiotik bisa mengganggu keseimbangan alami
mikroorganisme dalam tubuh, sehingga risiko mengalami kandidiasis mulut pun
meningkat.
e.
Kondisi
mulut lainnya
Mengenakan gigi palsu, terutama gigi
palsu bagian atas, atau memiliki kondisi yang menyebabkan mulut kering bisa
meningkatkan risiko oral thrush. Selain itu, orang yang Obesitas, Waspada
Munculnya Oral Thrush.
Gejala Oral Thrush
Pada tahap awal, oral thrush mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Tetapi saat infeksi
semakin parah, satu atau lebih gejala berikut dapat berkembang:
a.
Bintik-bintik putih atau kuning di pipi
bagian dalam, lidah, amandel, gusi, atau bibir.
b.
Sedikit pendarahan jika bintik-bintik itu
tergores.
c.
Rasa sakit atau terbakar di mulut.
d.
Sensasi seperti ada kapas di mulut.
e.
Kulit kering dan pecah-pecah di sudut
mulut.
f.
Kesulitan menelan.
g.
Rasa tidak enak di mulut.
h.
Hilangnya rasa.
i.
Kemerahan, iritasi, dan nyeri di
bawah gigi palsu (denture stomatitis).
Mencegah Oral
Thrush
Kamu bisa
mencegah infeksi mulut tersebut dengan cara-cara berikut:
a. Hindari berbagi cangkir dan peralatan makan dengan
orang lain.
b. Makan makanan bergizi dan praktikkan gaya hidup sehat
untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh kamu.
c. Jaga kebersihan mulut yang baik dengan menyikat gigi
dua kali sehari, flossing setiap hari, dan mengunjungi dokter
gigi secara teratur.
d. Bila mulut kamu kering secara kronis, buatlah janji
dengan dokter dan ikuti rencana perawatan yang direkomendasikan.
e. Bila kamu memiliki gigi palsu, lepaskan sebelum tidur,
bersihkan setiap hari, dan pastikan terpasang dengan benar.
f. Bagi kamu yang menggunakan inhaler kortikosteroid,
bilas mulut kamu atau gosok gigi setelah menggunakannya.
g. Bagi pengidap diabetes, kelola kadar gula darah kamu
dengan baik.
4. Fissured Tongue
Fissured Tongue atau lidah pecah-pecah adalah kondisi kesehatan yang tidak berbahaya yang mempengaruhi permukaan lidah bagian atas. Lidah normal relatif memiliki permukaan yang rata. Sedangkan lidah yang pecah ditKamui adanya alur yang dalam dan menonjol pada permukaan lidah.
Selain itu, pada lidah yang pecah-ecah
juga mungkin ditemukan adanya galur kecil atau celah pada permukaan lidah yang
menyebabkan lidah terlihat keriput. Pada lidah yang pecah-pecah, biasanya
terdapat satu atau lebih celah dengan berbagai ukuran dan kedalaman.
Lidah pecah-pecah terjadi pada sekitar 5
persen orang Amerika. Mungkin kondisi ini sudah ditemukan saat lahir atau
berkembang selama masa kanak-kanak. Penyebab pasti terjadinya lidah pecah-pecah
tidak diketahui. Namun, para peneliti percaya keadaan ini mungkin terjadi
sebagai akibat dari suatu sindrom atau
kondisi yang mendasarinya, seperti kekurangan gizi, infeksi, atau sindrom Down.
Karena lidah pecah-pecah sering ditemukan
pada beberapa orang dalam satu keluarga, kondisi ini juga mungkin bersifat
genetik. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita.
Frekuensi dan keparahan lidah pecah-pecah juga tampak meningkat seiring
bertambahnya usia.
Gejala Fissured Tongue
Lidah yang pecah-pecah dapat tampak
seolah-olah lidah tersebut terbelah dua memanjang. Terkadang ditemukan beberapa
celah juga. Lidah Kamu mungkin juga terlihat retak.
Biasanya nampak alur yang terlihat sangat
dalam pada lidah. Sehingga dapat memudahkan dokter dan dokter gigi Kamu untuk
mendiagnosis kondisi ini. Bagian tengah lidah paling sering terkena, tetapi
mungkin juga ada celah pada area lain pada lidah.
Bersamaan dengan kondisi lidah
pecah-pecah, Kamu mungkin mengalami kelainan lidah yang lainnya, namun biasanya
kondisi penyerta tersebut tidak berbahaya, yang dikenal sebagai lidah geografis. Pada
lidah yang normal, permukaan lidah ditutupi dengan benjolan kecil berwarna
putih kemerahan yang disebut papillae.
Orang-orang yang memiliki kondisi lidah
geografis biasanya akan kehilangan papila di berbagai daerah lidah. Sehingga
beberapa daerah pada lidah tanpa papila biasanya akan memiliki ciri-ciri halus,
merah dan memiliki tepi yang sedikit meninggi.
Baik lidah pecah-pecah maupun lidah
geografis biasanya tidak menular atau berbahaya. Namun, keduanya dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan meningkatkan sensitivitas terhadap zat-zat
tertentu.
Penyebab Fissured Tongue
Para peneliti belum bisa menunjukkan
dengan tepat penyebab pasti terjadinya lidah pecah-pecah. Namun, kondisi ini
dianggap oleh banyak orang sebagai variasi dari lidah yang normal.
Lidah pecah juga dikaitkan dengan sindrom
tertentu, terutama sindrom Down dan sindrom Melkersson-Rosenthal. Sindrom Down,
juga disebut sebagai trisomi 21, adalah kondisi genetik yang dapat menyebabkan
berbagai gangguan fisik dan mental. Mereka yang menderita sindrom Down memiliki
tiga salinan kromosom 21,
bukan dua.
Sindrom Melkersson-Rosenthal adalah
kondisi neurologis (kondisi saraf) yang ditKamui dengan lidah
pecah-pecah, pembengkakan wajah
dan bibir atas, disertai dengan Bell's palsy, yang
merupakan bentuk kelumpuhan wajah.
Lidah yang pecah mungkin juga merupakan
kondisi genetik, seperti yang sering ditemukan pada beberapa orang dalam satu
keluarga.
Pencegahan Fissured
Tongue
Lidah yang pecah umumnya tidak memerlukan
perawatan. Namun, penting untuk melakukan perawatan gigi dan
mulut yang tepat, seperti menyikat permukaan atas lidah untuk menghilangkan
sisa makanan dan membersihkan lidah. Bakteri dan
plak dapat terkumpul di celah, menyebabkan bau mulut dan
peningkatan potensi kerusakan gigi.
Jalani rutinitas perawatan gigi Kamu
secara konsisten, termasuk menyikat gigi setiap hari dan menggunakan benang
flossing. Kunjungi dokter gigi Kamu dua kali setiap tahun untuk dibersihakan
oleh ahlinya.
5. Burning Mouth Syndrome
Umumnya, kondisi yang juga dikenal dengan sindrom mulut terbakar ini memengaruhi permukaan dalam bibir, langit-langit mulut, serta bagian samping dan ujung lidah.
Munculnya sensasi panas pada mulut ini bisa
terjadi pada satu atau beberapa titik sekaligus. Jika dilihat secara kasatmata,
lapisan mulut terlihat normal dan tampak tidak ada masalah.
Beberapa orang yang mengalaminya merasakan penurunan indera pengecap
atau perubahan sensasi rasa (pahit dan asin). Namun, ada juga yang merasa mulut
mereka lengket atau kering.
Dilansir dari National Health Service (NHS), sindrom mulut terbakar lebih sering terjadi pada wanita. Selain
itu, kondisi ini terbilang langka karena hanya dialami sekitar 2% dari seluruh
populasi dunia.
Gejala Burning Mouth Syndrome
Gejala burning mouth syndrome berbeda-beda.
Pada beberapa orang, gejalanya bisa muncul dalam jangka waktu lama. Meskipun
begitu, ada juga yang mengalami gejalanya secara bertahap. Berikut beberapa
kondisi yang dapat menjadi tKamu sindrom mulut terbakar.
1)
Sensasi panas pada lidah, tetapi juga bisa
terasa pada langit-langi bibir, gusi, atau bagian dalam pipi.
2)
Mulut terasa kering.
3)
Lebih cepat merasa haus.
5)
Lidah terasa kebas atau mati rasa.
Pada beberapa orang, gejala biasanya baru
muncul pada pagi hari sebelum kemudian bertambah parah menjelang petang. Namun,
pada malam hari, gejala sering kali mulai membaik.
Selain itu, gejala mungkin terjadi dalam
hitungan hari. Meski begitu, tidak sedikit juga orang yang merasakan sindrom
mulut terbakar selama berbulan-bulan, bahkan tahunan.
Maka dari itu, segera periksakan diri ke
dokter jika Kamu mengalami salah satu gejala yang telah disebutkan di atas.
Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin.
Penyebab Burning Mouth Syndrome
Penyebab burning mouth syndrome dikategorikan
ke dalam dua jenis, primer dan sekunder.
a.
Primer
Burning mouth syndrome primer atau idiopatik
merupakan sensasi terbakar pada mulut yang terjadi tanpa adanya kelainan klinis
pada diri Kamu. Dengan kata lain, rasa panas dan terbakar ini bukan disebabkan
oleh kondisi medis tertentu.
Meski begitu, beberapa penelitian menduga
bahwa sensasi terbakar pada mulut muncul akibat masalah pada saraf perasa dan sistem sensorik saraf
pusat Kamu.
b.
Sekunder
Sindrom mulut terbakar sekunder muncul karena
didasari kondisi medis tertentu. Berikut beberapa masalah medis yang bisa
menjadi penyebabnya.
1)
Mulut kering atau biasa disebut xerostomia,
terjadi karena adanya masalah fungsi kelenjar ludah, efek konsumsi obat-obatan,
atau dampak dari pengobatan kanker.
2)
Masalah mulut seperti sariawan, oral lichen planus (bercak
putih tebal pada mulut dan lidah), dan lidah geografis (peradangan
lidah yang menyebabkan lesi berbentuk seperti pulau-pulau pada peta).
3)
Kekurangan gizi, seperti kekurangan zat besi,
zinc, atau vitamin B1, B2, B6, B9, dan B12.
4)
Efek penggunaan gigi palsu, terutama jika gigi palsu ternyata
tidak cocok dan menyebabkan gangguan pada otot dan jaringan mulut.
5)
Alergi, baik disebabkan oleh perasa
makanan, bahan tambahan makanan, atau zat pewarna tertentu pada makanan.
6)
Penyakit refluks asam lambung (GERD), ditKamui
dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan.
7)
Efek obat-obatan tertentu, misalnya obat hipertensi.
8)
Kebiasaan buruk, seperti menggertakan gigi (bruxism)
dan menggigit ujung lidah.
9)
Gangguan endokrin,
terutama karena efek penyakit sepert hipotirodisme atau
diabetes.
10)
Iritasi mulut akibat membersihkan lidah
secara berlebihan, menggunakan pasta gigi yang mengikis, terlalu sering pakai
obat kumur, atau terlalu banyak minum minuman asam.
11)
Faktor psikologis, seperti depresi,
gangguan kecemasan, dan stres.
12)
Perubahan hormon, terutama setelah menopause atau
akibat penyakit tiroid.
Cara mencegah burning mouth syndrome
Belum ada cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah sindrom mulut terbakar. Kondisi ini sering kali muncul secara
tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
Jika Kamu mengalaminya, segeralah memeriksakan
diri ke dokter. Tindakan ini berguna untuk mencari tahu penyebab dan pengobatan
yang tepat sesuai kondisi Kamu.
6. Lidah Geografis
Lidah geografis atau geographic tongue adalah peradangan lidah yang menimbulkan bercak berbentuk pulau tidak teratur. Umumnya, lesi/bercak berwarna merah dengan batas putih pada tepiannya.
Geographic tongue sering kali muncul pada
bagian atas dan samping lidah. Namun, lesi juga dapat muncul pada bagian bawah
permukaan lidah. Bercak atau lesi yang muncul membuat lidah berpola seperti
peta.
Lesi sering sembuh pada satu area, tetapi
kemudian berpindah ke bagian lidah yang lain. Dikutip dari laman DermNet New Zealand, setidaknya ada 1–3% orang di seluruh dunia
yang memiliki kondisi ini. Kasusnya lebih banyak ditemui pada orang
dewasa.
Lidah geografis bisa terjadi pada anak
Meskipun lebih banyak ditemui pada orang
dewasa, geographic tongue juga dapat dialami oleh anak–anak. Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDA) menyebut, kondisi yang juga dikenal sebagai lidah belang ini
banyak ditemukan pada anak usia dua tahun ke atas.
Sementara itu, lidah geografis pada bayi
merupakan kondisi yang jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena proses
pembentukan bercak lidah yang cukup lama. Pada anak, gejala nyeri atau perih
pada lidah biasanya baru terasa saat mereka mengonsumsi makanan pedas dan asam.
Selebihnya, anak masih dapat mengecap dan merasakan makanan dengan baik.
Gejala Lidah Geografis
Geographic tongue tidak selalu menimbulkan
gejala. Beberapa orang bahkan baru menyadari kondisi ini beberapa minggu hingga
bulan setelah kemunculan lesi pertama.
Biasanya, ketidaktahuan tersebut terjadi
karena kebanyakan orang kerap tidak memperhatikan lidah mereka. Berikut
beberapa gejala yang dapat menjadi tKamu lidah geografis.
a.
Munculnya lesi merah yang terasa halus dan
berbentuk seperti pulau yang tidak beraturan.
b.
Perubahan lokasi, ukuran, dan bentuk luka
dalam hitungan hari atau minggu.
c.
Munculnya warna putih pada tepian bercak
merah.
d.
Munculnya pola seperti retakan pada permukaan
lidah.
e.
Rasa tidak nyaman, nyeri, atau sensasi
terbakar ketika mengonsumsi makanan panas, pedas, asin atau asam.
Gejala di atas belum tentu disebabkan
geographic tongue. Untuk mencari tahu penyebabnya, Kamu sebaiknya periksa ke
dokter saat merasakan gejala yang telah disebutkan.
Penyebab Lidah Geografis
Hingga kini, penyebab lidah geografis belum
diketahui secara pasti. Namun, beberapa penelitian pernah menghubungkan kondisi
ini dengan penyakit lain, seperti psoriasis dan lichen planus oral.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan
terkait hal tersebut. Kendati demikian, berikut beberapa faktor yang diduga
dapat meningkatkan risiko penyakit lidah
ini.
a.
Riwayat alergi.
b.
Stres emosional.
c.
Diabetes, khususnya diabetes tipe 1.
d.
Perubahan hormon, terutama pada wanita yang
mengonsumsi pil KB.
e.
Fissured tongue, kondisi yang memuat lidah memiliki
alur di sepanjang permukaannya.
f.
Kekurangan vitamin dan mineral, seperti zinc,
zat besi, asam folat, vitamin B6,
serta B12.
Cara Mencegah Lidah Geografis
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman terkait
lidah geografis, batasi hal-hal yang bisa memperparah sensitivitas jaringan
mulut, seperti:
a.
makanan panas, pedas, asam atau asin,
b.
minuman beralkohol,
c.
produk tembakau, dan
d.
pasta gigi yang
mengandung zat aditif tartar-control, perasa, atau pemutih yang berlebih.
7. Glossitis
Peradangan (inflamasi) pada lidah atau disebut glossitis.Glossitis adalah kondisi medis yang mengacu pada peradangan pada lidah. Meskipun sering dianggap sebagai masalah kecil, glossitis dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Kali ini, kita akan membahas apa itu glossitis, penyebab, gejala, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.
Glossitis merupakan kondisi dimana ditKamui
oleh peradangan atau pembengkakan pada lidah. Hal ini dapat mempengaruhi bagian
atas atau bawah lidah, serta sisi atau seluruh permukaan lidah. Glossitis dapat
terjadi sebagai masalah tersendiri atau sebagai gejala dari kondisi medis lain.
Penyebab Glossitis
a.
Infeksi, salah satu penyebab paling umum
dari glossitis adalah infeksi bakteri atau jamur. Bakteri seperti Streptococcus
atau jamur seperti Candida dapat menyebabkan peradangan pada lidah.
b.
Reaksi Alergi, alergi terhadap makanan
atau zat tertentu dapat menyebabkan glossitis. Ini dapat terjadi setelah
mengonsumsi makanan tertentu atau menggunakan obat-obatan.
c.
Kekurangan Gizi, defisiensi nutrisi
tertentu, terutama defisiensi zat besi atau vitamin B, dapat menyebabkan
glossitis.
d.
Trauma atau Luka, cedera pada lidah,
entah itu akibat gigitan atau trauma lainnya, dapat memicu glossitis.
e.
Gangguan Autoimun, beberapa gangguan
autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjogren, dapat menjadi penyebab glossitis.
f.
Stres atau Kecemasan, stres yang
berlebihan atau kecemasan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan
menyebabkan glossitis.
Gejala Glossitis
a.
Pembengkakan Lidah, pembengkakan lidah
adalah gejala utama dari glossitis. Lidah mungkin terasa lebih besar dari
biasanya dan sulit untuk berbicara atau menelan.
b.
Perubahan Warna, lidah yang terkena
glossitis dapat mengalami perubahan warna, seperti merah muda atau merah
terang.
c.
Rasa Sakit atau Tidak Nyaman, glossitis
sering disertai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada lidah.
d.
Kesulitan dalam Menelan, kondisi ini
dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan atau minuman.
e.
Gangguan Pada Lidah, glossitis juga dapat
menyebabkan lidah terasa kasar atau berubah tekstur.
Pencegahan Glossitis
Beberapa langkah pencegahan glossitis
meliputi:
a.
Menerapkan kebersihan mulut yang baik,
termasuk menyikat gigi dan membersihkan lidah secara teratur.
b.
Menghindari makanan atau zat yang dapat
menyebabkan reaksi alergi.
c.
Memastikan asupan nutrisi yang seimbang
untuk mencegah kekurangan gizi.
8. Leukoplakia
Leukoplakia adalah bercak putih atau abu-abu di dalam mulut. Bercak ini timbul sebagai reaksi mulut terhadap iritasi dalam jangka panjang, misalnya akibat kebiasaan merokok, atau bisa juga sebagai tKamu awal kanker mulut.
Leukoplakia terbagi dalam dua jenis,
yaitu leukoplakia biasa dan leukoplakia berambut. Leukoplakia biasa diketahui
berkaitan dengan kanker mulut,
sedangkan leukoplakia berambut terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr atau
HIV/AIDS.
Penyebab
Leuklopakia
Penyebab pasti leukoplakia belum
diketahui. Namun, kondisi ini diduga muncul karena iritasi dan peradangan yang
berkepanjangan. Beberapa faktor berikut ini diketahui dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena leukoplakia:
a.
Kebiasaan merokok atau
mengunyah tembakau
b.
Bagian gigi yang tidak rata, misalnya
karena patah, atau bergesekan dengan lidah maupun dinding mulut
c.
Gigi palsu yang
tidak terpasang dengan pas
d.
Konsumsi minuman beralkohol dalam jangka
panjang
e.
Peradangan di dalam tubuh
Berbeda dengan leukoplakia biasa,
leukoplakia berambut disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Setelah seseorang
terinfeksi, virus ini akan selamanya berada di dalam tubuh. Meski demikian,
virus Epstein-Barr umumnya tidak aktif, kecuali pada orang dengan daya tahan
tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS.
Gejala
Leukoplakia
Leukoplakia ditKamui dengan timbulnya
bercak di dalam mulut. Bercak ini dapat berkembang perlahan dalam beberapa
minggu atau bulan.
Bercak pada leukoplakia biasa umumnya
timbul pada lidah, sebelah dalam pipi, langit-langit mulut, serta di bawah
lidah (dasar mulut). Sementara pada leukoplakia berambut, bercak umumnya muncul
di bagian samping lidah.
Adapun ciri bercak pada leukoplakia
antara lain:
a.
Berwarna putih atau putih keabuan, yang
tidak bisa hilang dengan sikat gigi atau kumur
b.
Bisa bertekstur tidak rata atau halus
c.
Tebal dan keras bila diraba
d.
Timbul bersama dengan bercak merah yang
menonjol, yang bisa menjadi pertKamu awal kanker
Meski tidak menimbulkan nyeri, bercak ini
bisa sensitif terhadap panas, makanan pedas, atau sentuhan. Leukoplakia
berambut memiliki bentuk yang berbeda dari leukoplakia biasa. Leukoplakia
berambut berwarna putih keabuan dengan tekstur seperti berbulu halus. Bercak
ini biasanya terdapat di sisi kanan maupun kiri lidah dan berbentuk seperti
garis-garis yang menonjol.
Pencegahan
Leukoplakia
Leukoplakia dapat dicegah dengan
menjalani gaya hidup sehat, seperti:
a.
Menghentikan kebiasaan merokok dan
mengunyah tembakau
b.
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
c.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut secara
rutin
d.
Banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung antioksidan, seperti
bayam dan wortel
e.
Rutin memeriksakan diri ke dokter gigi,
minimal 2 kali dalam setahun
9. Kanker Lidah
Kanker lidah adalah jenis kanker yang dimulai di sel-sel lidah, ditKamui dengan lesi atau tumor di lidah. Ini adalah salah satu jenis kanker kepala dan leher. Kondisi ini dapat terjadi di bagian depan lidah, atau mungkin juga di pangkal lidah, di dekat tempat menempelnya bagian bawah mulut. Ini disebut kanker orofaringeal.
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis yang
paling umum. Jenis kanker ini biasanya terjadi di permukaan kulit, lapisan mulut,
hidung laring, tiroid, tenggorokan, dan di lapisan saluran pernapasan.
Penyebab Kanker Lidah
Penyebab kanker lidah sama dengan
penyebab kanker pada umumnya, yaitu mutasi genetik. Mutasi gen menyebabkan
hiperaktif onkogen, gangguan proliferasi, penolakan G-S, G-M dan M pada siklus
sel, mencegah apoptosis dan gangguan kelangsungan hidup sel.
Salah satu pemicu utama dari kanker ini
adalah penggunaan tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lainnya
adalah infeksi human papillomavirus (HPV) dan faktor gigi serta mulut.
Beberapa perilaku, kebiasaan, dan kondisi
tertentu dapat meningkatkan risikonya, termasuk:
a.
Merokok atau mengunyah tembakau.
b.
Sering mengonsumsi minuman beralkohol.
c.
Terinfeksi HPV atau penyakit
menular seksual.
d.
Mengunyah sirih.
e.
Riwayat keluarga kanker lidah atau kanker
mulut lainnya.
f.
Riwayat pribadi kanker tertentu, seperti
kanker sel skuamosa lainnya.
g.
Pola makan yang buruk.
h.
Kebersihan mulut yang buruk.
i.
Gigi palsu yang tidak pas.
Kondisi ini juga lebih sering terjadi
pada pria berusia lanjut, dibanding wanita atau orang yang lebih muda.
Gejala Kanker Lidah
Pada tahap awal, terutama dengan kanker
di pangkal lidah, kamu mungkin tidak melihat gejala apa pun. Gejala awal dari
penyakit ini yang paling umum adalah luka di lidah yang tidak kunjung sembuh
dan mudah berdarah. Kamu mungkin juga merasakan sakit pada mulut atau lidah.
Gejala lain dari kanker lidah meliputi:
a.
Bercak merah atau putih di lidah yang tak
kunjung hilang.
b.
Sariawan yang menetap.
c.
Nyeri saat menelan.
d.
Mulut mati rasa.
e.
Sakit tenggorokan yang berlanjut.
f.
Perdarahan dari lidah tanpa penyebab yang
jelas.
g.
Benjolan di lidah yang menetap.
Pencegahan Kanker Lidah
Kamu dapat mengurangi risiko kanker lidah
dengan menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini, dan
dengan merawat mulut. Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi
risiko:
a.
Jangan merokok atau mengunyah tembakau.
b.
Jangan minum minuman beralkohol.
c.
Jangan mengunyah sirih.
d.
Dapatkan vaksin HPV.
e.
Lakukan seks yang aman, terutama seks
oral.
f.
Sertakan banyak buah dan sayuran dalam
pola makan.
g.
Pastikan untuk menyikat gigi setiap hari
dan flossing secara teratur.
h.
Kunjungi dokter gigi setiap enam bulan
sekali.
Referensi :
https://www.siloamhospitals.com/
https://herminahospitals.com/id/
https://pixabay.com/id/ (sumber
gambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar